Go-jek
adalah perusahaan jasa yang dalam operasionalnya menggunakan layanan berbasis
mobile. Go-jek didirikan oleh Nadiem Makarim, seorang pebisnis lulusan Havard
Business School pada tahun 2011. Gojek memiliki mitra sekitar 200.000
pengendara ojek berpengalaman di Indonesia, untuk menyediakan berbagai layanan,
dari transportasi, pesan antar makanan, kurir, pijat, hingga dompet virtual.
Go-jek
telah resmi beroperasi di 10 kota besar di Indonesia, termasuk Jakarta,
Bandung, Bali, Surabaya, Makassar, Yogyakarta, Medan, Semarang, Palembang, dan
Balikpapan dengan rencana pengembangan di kota-kota lainnya pada tahun
mendatang.
Visi
:
“Membantu
memperbaiki struktur transportasi di Indonesia, mmberikan kemudahan bagi
masyarakat dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari seperti pengiriman dokumen,
belanja harian, dengan menggunakan layanan fasilitas kurir, serta turut
mensejahterakan kehidupan tukang ojek di Jakarta dan Indonesia kedepannya”
Misi
:
Menjadikan PT Go-Jek Indonesia sebagai jasa
transportasi tercepat dalam melayani kebutuhan masyarakat Indonesia.
Menjadikan PT Go-Jek Indonesia sebagai
acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola struktur transportasi yang baik
dengan menggunakan kemajuan teknologi.
Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab
terhadap lingkungan dan sosial.
Memberikan layanan prima dan solusi yang
bernilai tambah kepada pelanggan.
Layanan
Go-jek
·
Go-Ride
Layanan
transportasi sepeda motor yang dapat mengantar Anda ke berbagai tempat, lebih
mudah dan lebih cepat.
·
Go-Car
Layanan
transportasi menggunakan mobil untuk mengantar Anda kemanapun dengan nyaman.
·
Go-Food
Layanan
pesan antar makanan nomor 1 di Indonesia. Go-Jek memiliki lebih dari 30.000
daftar restoran
·
Go-Send
Layanan
kurir instan yang dapat Anda gunakan untuk mengirim surat dan barang dalam
waktu 60 menit.
·
Go-Massage
Layanan
jasa pijat kesehatan profesional langsung ke rumah Anda.
·
Go-Clean
Layanan
jasa kebersihan profesional untuk membersihkan kamar kos, rumah dan kantor
Anda.
·
Go-Glam
Layanan
jasa perawatan kecantikan untuk manicure-pedicure, cream bath, waxing, dan
lainnya langsung ke rumah Anda.
·
Go-Pay
Layanan
dompet virtual untuk transaksi Anda di dalam aplikasi Go-Jek.
Go-jek termasuk
Model E-Business apa?
Go-jek
termasuk kedalam model E-business B2C
(Business to Consumers), karena transaksi yang dimungkinkan oleh teknologi
terjadi antara individu dan organisasi. Business to consumers menggambarkan
kegiatan bisnis melayani konsumen dengan produk atau jasa.
Pengaruh E-Business
perusahaan Go-jek
Penjualan
dan Pemasaran. Perusahaan dapat menciptakan katalog elektronik di Website
mereka untuk mengotomatisasikan input pesanan penjualan. Kemampuan ini
memungkinkan para pelanggan menyampaikan pesanan saat mereka menginginkannya.
Operasi
internal, sumber daya manusia, dan infrastuktur. Teknologi komunikasi tingkat
lanjut dapat secara signifikan meningkatkan effisiensi operasi internal.
Peningkatan akses ke informasi juga dapat secara signifikan meningkatkan
perencanaan. Pada sumber daya manusia, aktifitas ini mendukung untuk effisiensi
dan efektifitas dalam aktifitas utama.
Faktor-Faktor Keberhasilan
E-Business Go-jek
1. Waktu yang tepat, startup asli
Indonesia tumbuh
Perkembangan
teknologi informasi memberikan peluang usaha untuk banyak kalangan dan jenis
usaha yang dulu sama sekali tidak pernah terpikirkan sekarang jadi kenyataan.
Pada
saat ini, Go-Jek bisa dibilang termasuk dalam industri kreatif dan pemerintah
sangat mendukung upaya peningkatan industri ini. Pendapatan industri kreatif di
Indonesia pun sedang dalam posisi baik.
Go-Jek
adalah startup asli Indonesia. Perusahaan yang muncul karena iklim teknologi
yang sedang berkembang dan dalam posisi tepat untuk menghasilkan.
Tanpa
adanya telepon pintar, sulit berharap Go-Jek terealisasi, bahkan tak mungkin.
Begitu juga dari segi prasarana, tanpa adanya kesediaan jaringan internet,
sulit untuk bersaing dengan transportasi konvensional.
2. Kendaraan generik Indonesia
Go-Jek
mampu menangkap peluang. Belum ada pasar serupa dan tersedianya sumber daya
manusia begitu besar. Ojek adalah kendaraan transportasi yang sudah ada jauh
sebelum Go-Jek beroperasi.
3. Sejalan dengan realitas
transportasi yang ada
Pengguna
ojek konvensional sebelum ada Go-Jek selalu dipakai para pengguna jalan raya
yang buru-buru untuk sampai ke tujuan, entah bekerja, belanja atau jalan-jalan.
Dengan
adanya Go-Jek dan alasan yang sudah dikemukakan sebelum ini, semakin
mengukuhkan posisi Go-Jek di pasar dan di mata konsumen sebagai solusi
(sementara) mengatasi kemacetan.
4. Sistem pembagian laba menarik
Go-Jek
menerapkan sistem bagi hasil 80-20. Sehingga wajar kalau banyak supir ojek
tergiur. Banyak supir Go-Jek yang mendapatkan penghasilan sampai 1 juta per
harinya. Berbagai profesi pun tertarik, mulai ibu rumah tangga, mahasiswa,
sampai pengangguran.
Infrastruktur Untuk
E-Business pada Go-jek
Arsitektur
Big Data Go-jek
Dalam
ekosistem big pada Gojek, mereka menggunakan infrastruktur yang beragam. Yang
terbaru, Gojek telah mengimplementasikan Google BigQuery dan Google Cloud
Storage untuk proses warehousingmereka. Hal ini dianggap pas karena mereka
hanya perlu membayarbiaya bulanan saja
dengan menyewa Virtual Private
Servertanpa harus membangun infrastruktur sendiri.
Arsitektur
Data Go-jek
Aplikasi
dan backend Gojek menggunakan beberapaDBMS, yaitu
MongoDB, PostgreSQL, dan MySQL
(walaupun pada kabar
terbaru mereka beralih
menggunakan MariaDB).Seluruh DBMS ini
memiliki fungsi yang
berbeda-beda.AplikasiGojek
sendiri menggunakan Postgre. RDBMS ini dipilih karena Postgre mendukung
open connection yang lebih
besardibandingkan MySQL.Backend
Gojek yang dibangun
dalam bahasa Ruby memfasilitasi penggunaan
basis data yang
beragam, sehingga mereka menggunakan Apache Kafka sebagai agregator
data source ke ETL.
Perbandingan
Clients Open Connection MySQL dan PostgreSQL
Data
tersebut diproses terlebih dahulu melalui ETL process (Extract, Transform,
Load). Dalam proses ini, Gojek memanfaatkan Pentaho, Python, Logstash, dan
Java. Tentu saja fungsi dari seluruh komponen
ini berbeda-beda. Pentaho
berfungsi untuk melakukan
proses ETL multi-nodelalu data
di-passing ke BigQuery. Python berfungsi untuk proses machine learning, karena
machine learning memiliki efisiensi
tinggi dalam melakukan
proses transform. Logstash merupakan bagian dari Elastic, bersama dengan
Elastic Search dan Elastic Kibana. Kegunaan yang paling terlihat dari Logstash
adalah log processing pada server Gojek.
Komponen
pada Elastic
Tahap selanjutnya
adalah warehousing. Gojek
telah mengimplementasikan Google BigQuery dan GoogleCloud Storage.
Google BigQuery memfasilitasi Gojek untuk me-request data menggunakan Google
Query dengan waktu pemrosesan kurang dari 20 detik. Tentu saja proses ini akan
menghemat waktu dan infrastruktur karena seluruh proses dijalankan di
cloud.Google Cloude Storage sendiri mirip dengan Amazon Web Service S3
(digunakan oleh Traveloka dan Tiket.com). Fungsinya adalah menjadi data
warehouse dari seluruh data Gojek.Tujuan dari implementasi ini adalah untuk
membangun kekuatan backend yang besar sehingga tidak mengganggu proses bisnis
yang ada.Tahap terakhir adalah data
presentation. Di tahap
ini, Gojek melakukan data visualization untuk diarahkan
menjadi informasiyang berguna
bagi C-level. Gojek menggunakan Tableau sebagai data
visualization platform. Tableau menghasilkan bagan dan grafik yang berisi informasi
dari data yang diolah Gojek. Tableau memiliki fungsionalitas yang tinggi dan
dapat beroperasi langsung dengan Google Cloud Storage.
Mohon maaf apabila masih banyak kekurangan dalam review E-Business ini.
Sumber :
https://www.gojek.com/about/
http://student.blog.dinus.ac.id/ericahyaningtias10/2018/04/04/penerapan-e-bisnis-pada-pt-gojek-indonesia/
https://tasyakurniablog.wordpress.com/2017/07/16/peranan-sistem-informasi-manajemen-pada-pt-gojek/
https://www.kompasiana.com/bhirmbani/55d01f3d2423bd360587e508/5-alasan-kenapa-gojek-sukses
http://stefanushery15.blogspot.com/2015/11/pengaruh-pengaruh-e-business-atas.html
edocs.ilkom.unsri.ac.id